Arsip Blog

Selasa, 13 September 2016

Tetap Sama

     Hujan mengajarkan aku untuk bersyukur. Setiap orang akan melalui panas dan hujan kehidupan. Aku masih berdiri dibawah naungan langit Sang Pencipta. Hari ini ku tatap hujan yang jatuh tanpa pernah mengeluh pada keadaan. Memberikan sejuta manfaat untuk orang lain. Aku masih tetap sama, masih terus mencintai orang yang sama. Aku berjalan menerobos hujan,hanya untuk sekedar merasakan tetesan air yang menenangkan. Aku menatap kearah dimana aku sering bisa melihatnya, namun tak ku temukan dirinya. Hatiku seolah bertanya apakah ia baik-baik saja?.
   Jam tanganku memutar waktu,tak terasa 2 jam aku menatap hujan menanti dirinya hanya untuk sekedar melihatnya,tanpa perlu menatapnya. Aku berteduh di sebuah bangunan kosong, berusaha mencari keramaian,agar sepiku tak diiringi tangisku merindunya. Cinta sebelum pernikahan seperti seolah memegang belati,tajam dan siap melukai. Aku mencintainya,namun dosaku jika terus mendekatinya,hingga akhirnya aku memilih menjauh darinya. Aku ingin terus menjaganya tetap suci.
    Senja pun datang,aku masih menatap langit,aku berharap dirinya menatap langit yang sama disaat yang sama. Aku tak faham tentang cinta,tapi yang aku tau,melihatnya bahagia dari kejauhan adalah kebahagiaan. Aku akan terus melangkah,memantaskan diri untuk menjadi wanita yang pantas mendampinginya,sekalipun mungkin aku tak ada dalam doanya. Aku tak pernah tau kapan rasa ini hadir,namun aku mengagumi sekaligus mencintai. Aku akan terus memintanya dalam doaku,hingga Allah menjawab doaku dengan cara yang indah. 
 






Senin, 12 September 2016

Awal Rindu


  Waktu terus saja akan berputar,tak akan berhenti hanya karna sebuah keputusasaan.  Mencintai orang yang belum halal untuk kita cintai seperti seolah memegang duri yang siap menyakiti. Hari itu aku memahami,melihatnya terasa menangkan, aku tak mampu menatapnya terlalu lama,karna ada cinta lain dihatinya. Aku hanyalah wanita yang terus mengaguminya. Aku bersamanya, berada dalam 1 gedung yang sama,namun tak mampu menyapa. Mulut ini mungkin dapat berucap tapi hatiku harus menunduk. Aku tak faham ada dimana aku dihatinya,tapi sepertinya memang tak ada aku. Setiap hari aku mengawasinya dari jauh,selalu berharap dirinya dalam keadaan baik-baik saja. Aku tak faham kapan rasa itu mulai tumbuh. Aku tak mengerti kapan cinta itu datang padaku. Aku terus mengikuti semua sosial medianya,hanya sekedar untuk mengetahui keadaanya. sering aku bertanya akankah ia memikirkanku,sedang aku hanya terus mencintainya dalam diam.. hari terus berlalu,berputar-putar pada titik rindu yang sama. Bangunan kokoh itu membuatku terus ingin mencarinya,berada diruangan manakah ia hari ini. tapi ketemui sosoknya dalam tawa bersama kawannya. Terusku berusaha menutupi rasa hingga jenuhku akhirnya. 
   Siang itu ku tatap langkahnya dari jauh,ia berjalan dengan kesederhanaanya. Aku tak faham bagaimana begitu sering aku merindukannya, sedangkan ia tak pernah mengingatku. Aku tumbuh menjadi pengagumnya. Bangku kuliah seolah menjadi saksi betapa sakitnya mencintai seorang laki-laki yang belum halal tuk kita sentuh atau kita tatap. Aku berjalan menelusuri koridor bangku ku,ku tetap wajahnya dari jauh,ada raut letih dalam dirinya,namun aku tak berani bertanya. Aku bukan siapa-siapa, ia mengenalku,bukan mencintaiku.
 
    Hingga akhirnya,hari itu aku tak mampu  memendam rasa,ku ungkapkan segalanya,lalu aku menjauh darinya. Aku tak ingin menjadi penghalang dalam cintanya. Aku berusaha tersenyum untuknya. Berusaha bahagia melihatnya bersama orang yang terus ia khawatirkan. Menjauhku sejauh yang ku mampu. hingga akhirnya rinduku semakin untuknya. dan kini aku berubah. Aku merasa bahagia melihatnya, sekalipun aku sadar aku akan terluka saat itu juga, namun melihatnya saja sudah bahagia untukku,walaupun tak bisa ku miliki. Allah mengajarkan aku untuk ikhlas seperti yang terus ku pinta dalam doaku,untuk mengikhlaskannya dan mencintainya dengan cara yang Allah ridhoi dan terus mencintainya dengan ikhlasan.. hingga suatu hari saat kita bertemu,aku akan berkata bahagiaku melihatmu bersama wanita pilihanmu,maka hanya keikhlasan yang aku berikan,karna Allah telah mendekapku dengan cintanya,hingga ikhlasku menerima ketetapannya..


Jannah.Jhen..